Aku percaya, di tiap akhir selalu ada awal menanti untuk dimulai.
Memulai lagi... lagi... dan lagi....
Hingga nanti, benar-benar berakhir, bahagia selamanya.
Seperti permukaan bumi yang tak datar, seperti itulah ujian hidup ini.
Ada pertemuan, maka ada perpisahan.
Tapi ini semua bukan tentang siapa yang pergi dan siapa yang meninggalkan.
Ini semua tentang bagaimana mempertahankan dan bertahan.
Untuk bisa bersama dalam waktu yang lama.
Hingga kelak harus benar-benar terpisah.
Hai, yang hatinya tengah mengaduh,
seakan hidup ini tak adil,
mungkin engkau terlalu lama menengadah.
Sudah saatnya kembali mengingat masa-masa indah,
dan mengingat pengorbanan hingga sampai di sini.
Hai, yang hatinya tengah patah.
Seakan hidup ingin segera berakhir,
kemudian terlahir kembali.
Mungkin engkau lupa, bagaimana memaafkan diri sendiri,
dan kemudian bangkit.
Tak semua orang bisa kau bahagia kan.
Bukan kewajibanmu untuk membahagiakan semua orang.
Hai, yang tengah tersesat.
Hilang arah dan tak tahu harus berbuat apa.
Mungkin engkau terlalu banyak mendengarkan kata orang,
hingga lupa dirimu yang sejati.
Berhenti sejenak,
tanyakan pada hatimu,
apa rencanamu untuk dirimu sendiri?
Apa masa depan yang kau rencanakan untukmu?
Kenali dirimu, tentukan masa depanmu.
Bukankah kita akan bahagia, jika memanfaatkan dengan baik
kelebihan dan kekurangan dalam diri kita.
Bukan berjalan pada jalan yang ditentukan orang.
Jangan ragu untuk menolak,
bila memang tak sesuai,
sebelum semuanya terlambat.
Dan kau berada lagi dalam lingkaran penyesalan,
dan keinginan memulai kembali.
Semoga apa-apa yang kau mulai,
kau akhiri dengan bahagia.
Sekecil apa pun itu,
semoga bisa menjadi memori yang indah,
yang menguatkan di kala gundah,
dan membentukmu menjadi karakter kuat pun hangat.