Minggu, 30 September 2012

More Than Words



Saying I love you,
is not the words I want to hear from you,
It's not that I want you,
Not to say but if you only knew,
How easy,
it would be to show me how you feel,

More than words,

is all you have to do to make it real,
Then you wouldn't have to say,
that you love me,
Cause I'd already know,

What would you do,

if my heart was torn in two,
More than words to show you feel,

That your love for me is real,
What would you say,

if I took those words away,
Then you couldn't make things new,
Just by saying I love you,

It's more than words,

It's more than what you say,
It's the things you do,
oh yeah,
It's more than words,
It's more than what you say,
It's the things you do,
oh yeah,

Now that I've tried to,

talk to you and make you understand,
All you have to do,
is close your eyes and just reach out your hands,
and touch me,
Hold me close don't ever let me go,

More than words,
is all I ever needed you to show,
Then you wouldn't have to say,
that you love me,
Cause I'd already know,

What would you do,

if my heart was torn in two,
More than words to show you feel,

That your love for me is real,
What would you say,
if I took those words away,
Then you couldn't make things new,(no no)
Just by saying I love you.....


         *Lagu ini lagu yang kemarin dibawakan oleh band dari kelasku di pentas kecil-kecilan di depan sekre keluarga mahasiswa jurusan kami. Suara mereka bagus, lagunya juga enak, waah pokoknya mantap deh :))

Rabu, 26 September 2012

Jendela



       Kalau dengar kata ini pasti kalian langsung kebayang bentuk kotak atau mungkin bentuk lain yang panjang mengkilap dan ada kacanya. Ya, aku juga kok. Aku memang punya banyak cerita tentang jendela dan dari jendela. Tapi, untuk postingan yang satu ini aku ingin bicara tentang jendela yang tak kasat mata. Penasaran? -awas kalo bilang nggak >:o

       Kalian sering bengong? Sering cuek sama keadaan sekitar? Nah, kalau aku, aku memang lumayan sering bengong meskipun aku cukup perhatian sama keadaan sekitar. Maklum saya seorang pemimpi, alias senang berimajinasi. Nah, untuk menghindari bengong dan masuk terlalu dalam ke dalam duniaku sendiri, aku mulai mengatasinya dengan cara memperhatikan sekitar, sekecil dan se-nggak penting apapun itu. Dan aku suka sesuatu yang bergerak. Sesuatu yang hidup. Hehe mulai ketebak nih, ding dong, aku sering memperhatikan tingkah laku orang-orang -wuss, kepo banget ya gue, wkwk.

       Nggak kok. Tidak ada maksud buruk. Aku cuma ingin lebih memahami orang, itu aja. Egois itu ketika kita memikirkan sesuatu hanya dari sudut pandang kita sendiri. Dan aku nggak mau jadi orang egois, maka caraku adalah dengan mengumpulkan sudut pandang orang sebanyak-banyaknya. Aku mengamati bagaimana mereka menilai suatu hal ataupun masalah. Tentu aku mengamati secara diam-diam dan tanpa mereka sadari. Jendela. Ya, dari jendela yang tak kasat mata.

       Sering kali orang tidak sadar ketika mengeluarkan perasaannya dalam tindakan nyata. Kadang ada yang begitu senang hingga tak sadar ia tertawa dan tersenyum terlalu banyak. Ada yang sedih dan meski sudah ditutupi dengan senyuman palsu ia tidak sadar ia lebih banyak melamun dan tidak menaruh perhatian pada sekitarnya. Yah, meskipun untuk hal yang satu ini aku juga masih belum bisa berakting senatural mungkin untuk menutupi yang harus ditutupi.

       Sekian dulu ya, ya ampun tiba-tiba ada sms urgent!!

Selasa, 25 September 2012

Kata yang Tertahan


       Hai.
       Halo.
       Atau mungkin, hello?
      Mana yang sebaiknya aku ucapkan? Atau lebih baik aku diam. Kupilih diam, lalu tak ada yang terjadi. Hingga tiba-tiba blip, tak ada lagi yang harus dipertanyakan. Tak ada lagi yang harus dipermasalahkan. Ya, terimakasih.

       Apa kabar? Ingin kutanyakan pada setiap orang yang aku rindukan. Semua, kakak-kakakku, adik-adikku, teman-temanku. Tak ada pengecualian. Ingin aku berbagi tentang hari-hariku di sini, di tempat yang berbeda. Tempat yang masih sedikit asing bagiku. Tempat segalanya memiliki jumlah yang berlipat-lipat dari sebelumnya. Tempat yang masih membuatku gugup. Di tempat ini, aku berjuang mengukir kisah baru. Inginku kisah itu indah hingga kelak aku ingin memori ini terus berputar. Tapi tak lengkap rasanya. Belum..

       Aku mengambil langkah baru di sini. Langkah yang belum pernah aku tempuh. Sebuah gebrakan baru bahkan bagi diriku sendiri. Dan karena itu kesendirian yang kadang berlebihan ini semakin terasa. Mungkin ini salahku, terbiasa bertumpu. Sama seperti sebelumnya kali ini aku pun berharap akan ada tonggak yang menyanggaku ketika lututku lemas, menahanku ketika aku hampir terjatuh, membantuku berdiri lagi. Kini, setelah aku melepaskan semua tumpuan, layaknya balita yang baru bisa berjalan, aku ingin ketika aku berbalik ada senyum menyambut keberhasilanku. 

       Aku ini hanya seorang gadis yang pemalu. Tapi aku berusaha untuk jadi kuat dan berani karena aku tak ingin jadi benalu. Aku bukan pemulai yang baik. Aku masih belum dapat mengekspresikan diriku dengan baik. 




      

Sabtu, 22 September 2012

Harapan

       Aku ingin bertahan dan akan bertahan.
       Aku ingin menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Yang terbaik diantara yang paling baik.


Telur dan Terbang

       Aku baru belajar sesuatu yang kupikir paling bisa kulakukan daripada hal-hal lainnya. Tapi, kenyataannya aku masih jauh dari kata 'bagus' jika dibandingkan dengan orang-orang hebat itu. Mungkin bagi yang lain akan langsung menyerah atau down ketika dikelilingi oleh orang-orang yang jauh lebih handal dari mereka. Aku pun sedikit merasa begitu. Tapi, perasaan itu kalah oleh perasaan kagum, perasaan ingin menjadi seperti mereka, perasaan untuk bisa sejajar dengan  mereka, perasaan untuk terus maju. Ketika aku melihat kehebatan mereka, aku justru membayangkan, aku di masa depan akan menjadi sehebat mereka atau mungkin lebih hebat. Bukan sombong, bukan superior. Itulah harapanku. Itulah SEMANGATKU.

       Aku masih telur.
       Aku bahkan belum terlahir. Masih terbungkus cangkang yang keras dan tebal. Meski begitu, sejak dalam telur pun aku sudah membayangkan untuk terbang. Perasaan ingin terbang itu begitu kuat hingga aku yakin suatu saat aku pasti akan tumbuh dan keluar dari cangkang ini. Aku mau belajar dan akan terus belajar. Aku ingin kelak bisa terbang sejajar dengan burung-burung yang terbang tinggi di atas sana yang kulihat dari retakan kecil pada cangkangku. Aku ingin bisa membuat mereka bangga kelak. Ya, saat itu aku ingin terbang bersama mereka.

Tentang kemarin, tentang hal baru, tentang pengalaman baru, tentang orang-orang yang mengasyikkan, tentang orang-orang hebat. 
Semoga kalian tidak bosan dan senang hati mengajariku belajar banyak hal. Aku belajar banyak dari kalian dan kalian adalah inspirasiku sekarang.

Rabu, 19 September 2012

Pride

       Hei semuaa :D ini adalah malam di minggu kedua tugas besarku. Hehe aku masih sempat-sempatnya, ya, nge-post sesuatu di blog. Habis.....dari keadaan dikejar deadline seperti ini kebanyakan orang menunjukkan dirinya yang sesungguhnya. Kali ini aku mau fokus nge-bahas tentang harga diri.

       Semua orang tidak suka diremehkan. Dan sebagai 'manusia' yang diberi akal dan perasaan, tidak pantas untuk meremehkan, terutama meremehkan seseorang. Semua manusia senang jika dirinya dihargai. Nah, itu semua karena sebenarnya kita punya yang namanya harga diri. Tapi intensitas harga diri yang dimiliki masing-masing orang tentunya berbeda-beda. Ada yang terlalu tinggi dan mungkin juga terlalu rendah.

       Untuk orang yang harga dirinya terlalu tinggi biasanya dia sangat perfeksionis. Dia ingin segalanya tampil sempurna dan tanpa kesalahan. Jujur, aku juga pernah mengalami fase ini di mana harga diriku kupatok terlalu tinggi. Alhasil, hal itu malah menyulitkanku karena segala sesuatunya barang sedikit atau keciiil saja harus diperhitungkan dengan matang. Buang-buang tenaga banget, kan? Dan, ya, akhirnya aku berubah. Dan kini hampir mendekati normal.

       Pengalaman kedua itu aku berganti peran. Kali ini aku yang menjadi 'korban' dari orang yang punya harga diri terlalu tinggi. Kita diajarkan untuk saling menasehati jika ada yang salah, demi sebuah kebenaran. Tapi, apa kalian tau? Menasehati orang yang harga dirinya terlalu tinggi itu makan ati. Why? Karena mereka akan melakukan segala cara agar seolah mereka itu benar dan kita itu salah. Yang ingin aku tekankan di sini adalah, mereka bisa tanpa sadar menyakiti orang-orang disekitarnya hanya demi melindungi harga dirinya. Bahkan teman dekatnya sekalipun.
   
       Selebihnya aku lanjutin besok yaa, mau tidur xixixi :3

Senin, 17 September 2012

Dan Lagi

         Mungkin kalian udah menebak dari judul yang terpampang. Ini memang kisah tentang sesuatu yang terjadi entah untuk yang kesekian kali. Em... tiap cerita meski temanya sama alur dan pemain-pemainnya juga beda kan. Nah, sama nih kayak kisahku yang satu ini.

         Cerita ga, yaa?

         Arrgh, aku bimbang! Haruskah aku mengikuti saran kakak itu atau kupakai caraku sendiri? Kalau udah kayak gini, nih, ya, pengennya nyanyi lagu Sheila on 7 - Seberapa Pantas, terutama di bagian
..mampukah kau meyakinkan di saat aku bimbang..
         Eaa galau galau -___- Ini semua berawal dari sebuah games. Aaaaa, initinya seharian ini aku jadi kepikiran. Terutama tentang arti lagu Blue-nya Big Bang. T.T
         Yah beginilah aku nggak bisa cerita lebih banyak nih, mau nggarap tugas ehehehe. C u again c:   

Sabtu, 15 September 2012

Dunia Baru

        Aku tengah menyelam dalam dunia yang baru. Layaknya seorang penyelam pemula, aku pun masih takut untuk menyelam terlalu dalam. Meskipun perlengkapannya sudah lengkap tapi tetap saja perasaan takut muncul. Wajar, namanya juga manusia boleh dong punya rasa takut asalkan tidak berlebihan.

        Hei, teman. Dunia baruku masih asing bagiku.
        Aku yang biasa hidup di darat tiba-tiba ingin menyelam tentunya perlu belajar berenang terlebih dahulu. Ya, mungkin sekarang aku baru sampai tahap itu. Aku masih sering takut sehingga kehilangan konsentrasi di tengah dan hampir tenggelam. Masih harus belajar banyak.
        Tapi aku ingin melihat ikan dan terumbu karang di dalam sana. Pasti indah. Laut pun pasti sebenarnya bersahabat. Hanya saja permasalahan itu ada di aku. Semua karena ketakutanku yang berlebihan ini. Seperti yang telah disebutkan di atas, aku masih harus belajar. Untuk jadi lebih dan lebih baik lagi :-)


Sebuah Alasan




          Setelah sekian lama bertanya-tanya dan merasa aneh dengan sesuatu di dalam diriku akhirnya beberapa waktu yang lalu aku menemukan alasannya. Semua pernah kita alami atau akan kita alami kok. Itu wajar. Well, meskipun aku nggak bisa dengan gamblang menyebutkan apa itu karena itu akan menguak beberapa rahasia kecil yang aku pendam.

           Ini semua tentang 'remaja'. Tentang masa paling labil. Masa pemberontakan. Masa di mana ego bertemu dengan kekuatan. Masa di antara fase dewasa dan anak-anak. Masa puberitas. ya, di masa itu banyak sekali hal baru yang belum pernah aku tau.

          Tau rasanya menyesal? Aku paling sebal dengan rasa yang satu ini. Apapun yang terjadi aku mencoba, selalu mencoba, untuk nggak noleh lagi dan menyesali apa yang aku perbuat. Kupikir cara paling tepat adalah dengan menjadi seorang perfeksionis. Tapi jujur, itu bukan hal mudah bagi orang teledor seperti saya ini. Dan, itu memang cara yang salah. Menyesal itu bisa di obati dengan rasa syukur. Bersyukurlah untuk apa yang telah kita dapatkan daripada menyesali apa yang tidak kita dapatkan. Tentunya kita harus berlatih juga untuk lebih teliti dan berhati-hati. Tapi bersyukur itu sangat membantu dan menenangkan hati :))

            Daaan, aku bersyukur karena mendapat jawaban atas sebuah pertanyaan setelah menyempatkan diri mampir ke blog orang. Sekarang aku siap untuk sembuh C: *big smile*

Senin, 10 September 2012

Tok..tok..tok..

Di sinilah aku.
Masih jadi aku, tetap aku.
Mungkin sedikit berubah.
Lebih dewasa? Semoga.

Akan tiba saat di mana jalan itu hanya muat untuk satu orang.
Ada, tapi tak bisa jadi tumpuan kita.
Di saat itu aku bertekad,
aku harus kuat. :))

-Ya Allah jagalah hati kecilku  C:

Kamis, 06 September 2012

:))

Untuk bintang yang selalu menemani di saat-saat tergelapku.
Untuk bulan yang melengkukan senyuman ketika yang lain tengah terlelap.
Untuk matahari yang memberikan kehangatan.