Jumat, 27 Mei 2011

A Crazy Little Thing Called Love

Hai teman Ikan :p kali ini aku mau bagi2 cerita tentang film berjudul A Crazy Little Thing Called Love. Film ini berasal dari Thailand. Pertama kali denger tentang film ini dari seorang teman. Dia cerita kalau dia tuh bisa nangis liat film ini padahal dia tipe orang yang nggak gampang nangis. Makanya aku penasaran dan ternyata... huwah nggak mengecewakan kok :D . Film ini memang berbasis romance tapi ada unsur komedinya juga . Pokoknya top deh ;)

Sinopsis

Berkisah tentang perjuangan seorang gadis SMP yang "kurang beruntung" alias si itik buruk rupa bernama Nam. Di usianya yang hanya 14 tahun, Ia harus memakai kacamata tebal dan behel gigi. Usianya yang masih belia membawanya pada masa-masa remaja. Ia jatuh cinta kepada seorang senior yang 3 tahun lebih tua darinya dan sangat populer bernama Shone. Dari sinilah banyak hal-hal yang membuat Nam berubah. Ia mulai menata penampilannya dan melakukan apapun untuk menarik hati Shone. Perlahan Nam mulai "berubah". Di bantu oleh ketiga sahabatnya, Nam mulai berubah dari itik bruruk rupa menjadi seorang angsa. Cerita menjadi rumit ketika sahabat Shone sejak kecil, Top, pindah ke sekolah yang sama dengan Nam dan Shone. Dari sini mulai terjadi konflik antara Nam dengan Shone, Top, dan bahkan ketiga sahabatnya. Tahun ketiga telah berakhir, waktunya perpisahan. Setelah keadaan kembali normal, ketiga sahabat Nam menyuruhnya untuk mengutarakan cinta yang telah 3 tahun dipendamnya kepada Shone. Namun sayangnya Shone sudah berpacaran dengan Pin, gadis paling populer dan paling cantik di sekolah itu tepat seminggu sebelum Nam mengutarakan cintanya. Nam sangat terpukul dan memutuskan untuk sekolah dan tinggal di Amerika bersama ayahnnya yang bekerja di sana. Sembilan tahun sudah berlalu. Nam tumbuh menjadi seorang designer baju yang terkenal hingga ke New York. Saat itu ia kembali lagi ke Thailand dan diundang dalam sebuah acara talk show. Tak disangka acara itu juga mengundang Shone yang sudah menjadi seorang photographer profesional. Itulah akhirnya saat perasaan mereka berdua dapat tersampaikan.



Note dari aku :3 :
- kalau kamu cewek kusaranin nonton film ini, bagus lho, kalau nggak suka sama ceritanya masih akan terhibur dengan tokohnya :p wkwk -> tokohnya yang buat temenku itu tertarik nonton film ini padahal awalnya dia bilang ga tertarik setelah ngintip dikit dan ketemu Shone 180 derajat balik komentarnya
- ini versi 'nyata'nya fairy tale
- dan Based On A True Story boss , gila ga neeh -kalo udah liat pasti tau kenapa kubilang gila, langka   banget-
- buat nonton ini perjuangan bela2in tidur malem tapi saya tidak menyesal :)
- pengen jadi kayak Nam, munkin ga, ya? tapi sifatku kayak Shone yaitu "apa yang nampak berbeda dari yang sebenarnya" (eaa malah curhat --")

Intip dikit yukk:










Kamis, 05 Mei 2011

Rain and The Stories of Us :)

Tak tahu mengapa, bagiku, hujan selalu membuat segalanya berkesan. Entah dulu maupun sekarang, hujan dapat membuatku bahagia. Kala hujan tiba selokan kecil di depan rumah selalu terisi oleh air yang jernih dan mengalir deras. Sudah lama sejak terakhir kali selokan itu terisi. Aku memang sudah berubah tapi aku masih tetap aku. Spontan aku duduk di undak-udakan di depan teras dan mendengarkan sembari memandang takjub ke arah selokan kecil itu. Perlahan semuanya menjadi samar dan sebersit ingatan tak diundang menarikku ke masa lalu.

Kelas 4 SD, 
Hari itu di SDN Percobaan 2 Yogyakarta sedang diadakan acara 17-an untuk mempertingati HUT RI. Banyak siswa mengikuti lomba sesuai minat masing-masing--tapi ada juga yang dengan berat hati mewakili kelas, salah satunya saya --". Aku berpartisipasi dengan mengikuti lomba pidato karena persetujuan kelas. Yah, akhirnya dapat kulewati meskipun tak dapat membawa kemenangan. Setelah itu aku jalan-jalan dan nengok lomba yang lain. Ada lomba makan krupuk, futsal, memindahkan kelereng dengan sendok, masukkin paku ke dalam botol, combinasi, mindahin belut, dll. Acara yang paling lama adalah futsal sementara itu penutupnya final lomba mindahin belut--dan kebetulan kelasku menang. Tiba-tiba hujan turun dan berhubung aulanya masih penuh dengan properti lomba kombinasi, lomba mindahin belut terpaksa diadakan di lapangan bekas futsal. Awalnya panitia mau membatalkan acara itu, tapi kita nolak. Akhirnya kita lomba bermandikan hujan. Kelasku keluar sebagai pemenang. Tapi acaranya nggak berhenti sampai disitu. Semua belut yang ada di ember ditumpahin kelapangan. Akhirnya murid-murid yang masih ada disekolah berbaur dan berlomba menangkap belut itu. Jeritan para siswi terdengar dimana-mana terutama saat para siswa yang membawa belut di tangan mengejar-ngejar mereka. Setelah puas, kita semua pulang dengan untaian senyum yang terus berkembang :)

Kelas 6 SD,
Senin, sehabis pulang sekolah ada bimbel. Maklum bentar lagi UNAS datang. Hujan nggak berhenti mengguyur sejak tadi pagi dan seperti yang kubayangkan, tempat les itu masih kosong. Akulah yang pertama datang dan selalu begitu apalagi di musim hujan ini. Aku duduk termenung di dalam kelas kemudian memutuskan untuk melihat jam yang ada di depan resepsionis.
      Masih jam 2. 
Aku mendesah. Padahal kelas dimulai jam 3. Aku berjalan mondar-mandir dan membaca semua pengumuman dan bahkan kertas anggaran yang ada di dinding. Aku melakukan apa saja untuk membuat waktu berjalan cepat. Setelah semua papan pengumuman terbaca, aku memutuskan untuk menengok jam lagi.
      30 menit lagi. Ke mana orang-orang itu?
Aku mulai meragukan mereka akan datang mengingat hujan mengguyur semakin deras. Sementara itu karyawan yang ada di meja resepsionis terus menatapku. Mungkin iba.
Aku duduk di teras gedung itu. Memandangi hujan dan menunggu seseorang datang. Kemudian aku melihat sebuah motor menuju kemari. Sulit memastikan apakah motor itu akan berhenti di sini mengingat daerah ini cukup ramai. Aku tetap berharap. Betapa senangnya ketika motor itu memang menuju ke gedung ini. Lampunya menyala dan motor itu berhenti tepat di depanku. Aku menerka-nerka siapa yang akan turun dan aku harap itu Clara, Winda atau Zahra teman baikku. Sulit memastikan melalui tirai hujan tapi samar aku melihat celana pendek biru tua. Jelas anak itu laki-laki. Harapanku sirna tapi setidaknya aku tidak sendiri lagi. Tiba-tiba orang itu menerobos tirai hujan yang sedang kupandangi. Begitu cepat hingga aku tersentak kebelakang. Ia berhenti sebentar, mungkin menyadari reaksiku. Sejak itu dialah membuatku menyadari bahwa hidup ini indah dan kita tak pernah sendirian. :)

bersambung...


Selasa, 03 Mei 2011

Dimana Kebenaran Itu?

hari ini aku dapet berita yang membuat aku shock banget. Baru beberapa hari yang lalu aku bertekad untuk mengubah cara pandangku dan bilang ke aku sendiri bahwa mungkin aku yang salah menilai. Tapi, tadi muncul versi yang berbeda lagi dari apa yang selama ini aku dengar. Jadi sekarang aku udah ngoleksi 3 versi yang berbeda. Memang sih, dari awal aku ngrasa ada yang ganjil sama kata-katanya dy, tapi kalo udah ada 3 versi gini aku bingung harus percaya yang mana. Aku mencoba untuk memilah-milah kebenaran dari masing-masing versi itu. Tapi aku berhenti. Emosiku masih labil dan aku memilah bukan secara objektif tapi subjektif. Aku nggak bisa bilang salah satu harus disalahkan. Pertama, karena aku bukan tokoh di dalam cerita itu dan aku nggak tau apa-apa. Aku cuma pendengar setia. Kedua, mereka temen-temenku. Aku nggak bisa mihak. Dan itu nggak hanya satu kasus...

Sekarang aku harus percaya siapa? Aku nggak mau kambuh lagi. Aku nggak ingin kehilangan kepercayaan terhadap orang lain. Dan tau nggak apa penyebabnya? Cinta Buta.

Oke, mungkin nggak pantes kalo aku nyalahin kata di depan Buta itu soalnya itu perasaan yang sekali kita menyadari perasaan itu nggak akan bisa berhenti. Mungkin kembali lagi ke masing-masing individu. Tapi berdasarkan fakta dan info-info, kalo udah sampai saling menyalahkan itu kelewatan bangetlah. Kalo kayak gitu bakal ngelukain lebih banyak lagi orang. dan akan membuat musuh... Aku mungkin nggak akan ikut 'berperang', tapi kalau cuma nonton juga nggak enak. Semua serba salah. Kukira ini bisa diselsaikan secara baik-baik dan sembunyi-sembunyi. Tapi udah terlanjur ngelibatin orang banyak. Aku nggak marah. Aku malah kasian. Kalau itu aku, aku nggak akan bisa 'hidup' deket orang yang kurasa nggak nyaman. Bahkan senyum aja kalau nggak ku paksa mungkin nggak akan keluar dan sebisa mungkin aku jauhin dia. tapi untungnya aku nggak pernah nginget-nginget masalah untuk waktu yang lama. Asalkan udah tidur aku pasti lupa. Tapi beda lagi kalau aku disalahin/dituduh/dijelek-jelekan didepan orang banyak...

Saat itu aku akan berusaha untuk ngungkapin kebenaran untuk semua orang yang denger tuduhan itu. Untuk saat ini nggak adayang bisa kulakuin, aku cuma berharap waktu dapat mengungkap semua kebenaran.