Kamis, 05 Mei 2011

Rain and The Stories of Us :)

Tak tahu mengapa, bagiku, hujan selalu membuat segalanya berkesan. Entah dulu maupun sekarang, hujan dapat membuatku bahagia. Kala hujan tiba selokan kecil di depan rumah selalu terisi oleh air yang jernih dan mengalir deras. Sudah lama sejak terakhir kali selokan itu terisi. Aku memang sudah berubah tapi aku masih tetap aku. Spontan aku duduk di undak-udakan di depan teras dan mendengarkan sembari memandang takjub ke arah selokan kecil itu. Perlahan semuanya menjadi samar dan sebersit ingatan tak diundang menarikku ke masa lalu.

Kelas 4 SD, 
Hari itu di SDN Percobaan 2 Yogyakarta sedang diadakan acara 17-an untuk mempertingati HUT RI. Banyak siswa mengikuti lomba sesuai minat masing-masing--tapi ada juga yang dengan berat hati mewakili kelas, salah satunya saya --". Aku berpartisipasi dengan mengikuti lomba pidato karena persetujuan kelas. Yah, akhirnya dapat kulewati meskipun tak dapat membawa kemenangan. Setelah itu aku jalan-jalan dan nengok lomba yang lain. Ada lomba makan krupuk, futsal, memindahkan kelereng dengan sendok, masukkin paku ke dalam botol, combinasi, mindahin belut, dll. Acara yang paling lama adalah futsal sementara itu penutupnya final lomba mindahin belut--dan kebetulan kelasku menang. Tiba-tiba hujan turun dan berhubung aulanya masih penuh dengan properti lomba kombinasi, lomba mindahin belut terpaksa diadakan di lapangan bekas futsal. Awalnya panitia mau membatalkan acara itu, tapi kita nolak. Akhirnya kita lomba bermandikan hujan. Kelasku keluar sebagai pemenang. Tapi acaranya nggak berhenti sampai disitu. Semua belut yang ada di ember ditumpahin kelapangan. Akhirnya murid-murid yang masih ada disekolah berbaur dan berlomba menangkap belut itu. Jeritan para siswi terdengar dimana-mana terutama saat para siswa yang membawa belut di tangan mengejar-ngejar mereka. Setelah puas, kita semua pulang dengan untaian senyum yang terus berkembang :)

Kelas 6 SD,
Senin, sehabis pulang sekolah ada bimbel. Maklum bentar lagi UNAS datang. Hujan nggak berhenti mengguyur sejak tadi pagi dan seperti yang kubayangkan, tempat les itu masih kosong. Akulah yang pertama datang dan selalu begitu apalagi di musim hujan ini. Aku duduk termenung di dalam kelas kemudian memutuskan untuk melihat jam yang ada di depan resepsionis.
      Masih jam 2. 
Aku mendesah. Padahal kelas dimulai jam 3. Aku berjalan mondar-mandir dan membaca semua pengumuman dan bahkan kertas anggaran yang ada di dinding. Aku melakukan apa saja untuk membuat waktu berjalan cepat. Setelah semua papan pengumuman terbaca, aku memutuskan untuk menengok jam lagi.
      30 menit lagi. Ke mana orang-orang itu?
Aku mulai meragukan mereka akan datang mengingat hujan mengguyur semakin deras. Sementara itu karyawan yang ada di meja resepsionis terus menatapku. Mungkin iba.
Aku duduk di teras gedung itu. Memandangi hujan dan menunggu seseorang datang. Kemudian aku melihat sebuah motor menuju kemari. Sulit memastikan apakah motor itu akan berhenti di sini mengingat daerah ini cukup ramai. Aku tetap berharap. Betapa senangnya ketika motor itu memang menuju ke gedung ini. Lampunya menyala dan motor itu berhenti tepat di depanku. Aku menerka-nerka siapa yang akan turun dan aku harap itu Clara, Winda atau Zahra teman baikku. Sulit memastikan melalui tirai hujan tapi samar aku melihat celana pendek biru tua. Jelas anak itu laki-laki. Harapanku sirna tapi setidaknya aku tidak sendiri lagi. Tiba-tiba orang itu menerobos tirai hujan yang sedang kupandangi. Begitu cepat hingga aku tersentak kebelakang. Ia berhenti sebentar, mungkin menyadari reaksiku. Sejak itu dialah membuatku menyadari bahwa hidup ini indah dan kita tak pernah sendirian. :)

bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar