Sabtu, 23 Maret 2013

Prologue


Alkisah seorang gadis memiliki pandangan yang berbeda
dengan kebanyakan orang. Ia selalu memperhatikan segala sesuatu
dan mempertanyakan hal yang berkaitan dengan benda yang diamatinya.
Tapi ia terbiasa sendiri, maka pertanyaan itu dipendamnya,
dicarinya jawaban itu sendirian.
Sering kali ketika ia mulai memperhatikan suatu benda
--kemudian ia bertanya pada dirinya sendiri--
ketika itulah orang-orang melihatnya sebagai tukang melamun.
Tak jarang yang ia amati bukan benda
melainkan wajah orang. Karena ia selalu mencari wajah yang ia kenal.
Entah siapa yang sesungguhnya ia cari.
Dan ketika ia menemukan kemiripan dengan orang yang ia kenal,
atau orang yang ia rasa pernah ia lihat,
maka matanya mulai terpaku sedang benaknya tak disitu.
Matanya terbuka tapi seolah ia tidak melihat.
Karena ketika itu otaknya mulai bekerja dan bayang-bayang mulai muncul.
Dan ketika ia sadar kembali, wajah orang-orang yang ia tatap menatapnya balik.
Karena memang waktu berlalu terlalu lama.
Dan gadis itu pun berpaling menyadari kesalahpahaman yang ia timbulkan.
"Untung saja benda-benda itu tidak akan pernah salah paham.
Cukup manusia saja, jangan ditambah lagi."
Itu pikirnya dalam hati.
Tapi gadis itu pemalu dan mudah salah tingkah.
Menambah daftar faktor yang membuat orang terkadang salah paham terhadapnya.
Dan ia telah cukup lama menjalani fakta ini.
Mengapa jarang orang menyadari ini?


-IRS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar