Sabtu, 17 Agustus 2013

Kontradiksi

Seorang gadis kembali melangkahkan kakinya
yang sempat terhenti ketika hujan turun kemarin.
Penglihatannya masih buram dan kepalanya masih pusing.
Jamur indah warna-warni itu telah meracuninya.
Langkahnya masih linglung sedang ia enggan bertumpu pada tongkat.
"Kau bisa saja rapuh dan menggulingkanku di jurang"
Katanya pada kayu ulin.
Ia tak lagi percaya pada apa yang ia lihat.
Yang indah belum tentu baik.
Tidak.
Ini bukan kehendaknya.
Ia ingin percaya.
Nanti, besok, atau mungkin lusa.
Ya, mungkin lusa ia bisa kembali percaya.


Yang indah belum tentu baik.
Yang baik belum tentu indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar