Mari kita skip kenyataan bahwa sekarang aku tengah di medang perang akademik.
Demi postingan ini.
Satu yang tak boleh kuucapkan secara langsung
karena kau yang memintanya.
Untuk salah seorang sahabatku.
Maaf aku tak menyadari makna dibalik sikapmu akhir-akhir ini.
Salah.
Sudah sejak lama kau memendam ini sendirian.
Maaf, atasku yang tak bisa peka
atau
justru atasku yang akhirnya tau, tentangmu..
Sahabat, apa yang harus kulakukan untuk mengobati luka di hatimu?
Istirahatlah sejenak dan bersandarlah padaku
kan kuberikan kau rangkulan dan senyum terhangatku
meski apa adanya, akan kuhias wajahmu dengan tawa
Dan sekali lagi aku menangis.
Bukan untuk bagianku.
Untuk mewakili, apa yang mungkin tengah kau rasakan.